Dan anak gadis 8 tahun itu hanya bisa menerawang sambil sesekali memainkan ujung roknya yang berwarna biru.....
Kesucian adalah fitrah setiap diri manusia semenjak alveoli perdananya berkembang oleh pengaruh udara dari lingkungan eksternal. Dari uterus siapapun dia terpartus, baik dalam pasangan yang menikah, samen liven maupun ragu ayah, si neonatus tetaplah suci ibarat salju yang terhampar di antartika tak bertuan. Sekalipun orang tua mereka adalah animisme yang taat atau penyembah bulan, maka fitrah suci adalah sunatullah yang tak bisa ditawar-tawar. Kesucian adalah harga mati seorang wanita tatkala ia menerima pinangan seorang pemuda soleh.
Dan anak gadis 8 tahun itu hanya bisa menerawang sambil sesekali memainkan ujung roknya yang berwarna biru.....Matanya nanar mengikuti garis-garis lantai marmer yang diliputi debu. Satu detik sebelum nestapa itu, dia adalah gadis 8 tahun yang tidak hanya pandai menerawang dan memainkan ujung roknya yang berwarna biru.
Ya, satu detik!
Satu detik yang begitu berharga bagi kebahagiaannya kelak. Satu detik yang membuat roknya yang berwarna biru berbercak kelabu oleh setetes noda yang belum pernah ia kenal.
Dan anak gadis 8 tahun itu menjajari anak gadis 10 tahun yang berdiri disampingnya, mereka berdua hanya bisa menerawang sambil sesekali memainkan jemari mungil mereka diatas duka yang belum mereka pahami.
Anak gadis 8 tahun itu menoleh pada anak gadis 10 tahun, yang ternyata adalah kakaknya dalam bahasa kanak-kanak sederhana tanpa manzahirkan luka yang sejatinya akan menemani sepanjang usia mereka.
Ada apa?? Mereka sama sekali tidak faham akan aib yang telah dicorengkan oleh ayah kandung kepada harga diri mereka.
Sekali lagi ada apa??, mereka-pun bertanya ketika sang ibunda luruh dalam linangan duka lara. Kejadian jahanannam itu telah berlalu, noda itu pun telah mengering meninggalkan jejas yang mampu berbicara. Ayah, yang kata bait-bait indah milik Ebiet G Ade adalah seseorang yang sangat pantas untuk dititipkan selaksa kerinduan, mungkin tak kan pernah terpatri dalam sanubari kedua gadis belia ini. Ayah yang katanya pekerja keras untuk keluarga, nyatanya bekerja keras untuk menggagahi mereka berdua........Cucuran keringat sang ayah yang seharusnya bisa mengenyangkan perut mereka, berbalik menjadi cucuran keringat yang menghempaskan hari-hari mereka dan mengkandaskan masa depan mereka yang masih panjang.
Dan anak gadis 8 tahun dan 10 tahun itu sama-sama menyeka ingus yang mencoreng wajah polos mereka. Disaat yang sama, aku berpikir, ternyata jadi anak gadis itu tidak segampang menjadi anak laki-laki. Begitu banyak yang harus dijaga dan menjaga mereka. Dan tak kuasa, aku terhanyut dalam buaian perasaan yang berkecamuk., akan tetapi......
Anak gadis 8 tahun itu kembali menoleh pada anak gadis 10 tahun, yang ternyata adalah kakaknya dalam bahasa kanak-kanak sederhana tanpa manzahirkan luka yang sejatinya akan menemani sepanjang usia mereka.
Anak adalah titipan Allah SWT untuk dididik mengenal Rabbnya. Ayah adalah pemimpin dalam keluarganya, pemimpin yang senantiasa menjaga dan membimbing titipan Allah SWT. Sungguh, azab neraka begitu dekat bagi Ayah yang zholim. Laknat Allah dan semesta alam baginya.
*Ya, Allah, mudah-mudahan, saya akan menjadi seorang ayah yang bertanggungjawab akan semua amanahMu, suatu hari kelak. Amin.
amiin...terharu saya Bang dengan doa yang terakhir
BalasHapushhe
haihaihaiahai......saya pun terharu.....jika dituliskan, doa yang terakhir bisa terkesan sedikit emosional.wkwkwkwk
BalasHapusMasyaAllah, seneng baca dan banyak ibroh yang bisa di ambil..kesan bahwa ini 'penting' dan harus jadi renungan setiap orang tersampaikan dan tidak hilang / kabur oleh gaya bahasa canda ria seorang dokter taufik forensik ^^.
BalasHapus"Dan anak gadis 8 tahun dan 10 tahun" ,pengulangan kan terasa lebih mendalam jika sekali waktu diganti dengan ' mereka' atau yg lain...
Taufik berkata' Sejak kapan yah, n khaulah jadi kritisi tulisan ku??
n khaulah menjawab, biarinnn....cueeekk aja laghiii.....heheehehheee
ni khaula: bahkan Taufik Forensik sangat bahagia ketika tulisannya dibaca dan dikritisi...terimakasih uni.....
BalasHapus