Tes DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) Fingerprint Pada Kasus Ragu Ayah
Taufik Hidayat*, Yudha
Nurhantari**
*PPDS 1 Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal
**Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Pendahuluan
Kasus ragu ayah merupakan kasus yang mencari pembuktian
ilmiah siapa ayah biologis seorang anak. Sejak ditemukannya Polymerase Chain
Reaction (PCR),
pemakaian DNA fingerprint untuk
menyelesaikan kasus ragu ayah semakin meningkat. Short Tandem Repeats (STR) adalah bagian DNA manusia berupa 2-6 bp yang berulang dan sangat
polimorfik sehingga cocok digunakan pada identifikasi keayahan. Analisis dilakukan
dengan pendekatan statistika populasi. Kesimpulan akhir pemeriksaan STR-DNA
paternitas adalah eksklusi, inklusi dan kadangkala inkonklusi.
Ilustrasi kasus
Seorang bapak A (28 tahun) mencurigai
bayi perempuan C (1 bulan) yang dilahirkan oleh istrinya B (27 tahun) bukan
anak kandungnya. Si istri dituduh telah berselingkuh dengan seorang dokter Y (58
tahun) yang memiliki jabatan penting dilingkungan kerja si istri. Si istri dan
dokter Y menolak tuduhan tersebut. Untuk meredam isu, si istri dan dokter Y
setuju untuk dilakukan pemeriksaan DNA keayahan di Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal FK UGM antara dokter Y, bayi C dan si istri B, sementara
si bapak A tidak datang pada saat konsultasi ke dokter forensik. Semua klien
beragama Islam dan beretnis Jawa.
Konsultasi dokter-klien pra pemeriksaan
DNA fingerprint
1. Klien menceritakan permasalahannya kepada dokter dan
setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, klien mengisi form permintaan dan persetujuan pemeriksaan DNA paternitas, consent bayi C dapat diwakili oleh
ibunya (B).
2.
Perhatian khusus untuk klien Muslim karena hasil
pemeriksaan akan menyangkut hak anak kelak sesuai hukum Islam seperti hak warisan,
wali nikah bagi anak perempuan dan lain sebagainya.
3. Jika klien merasa kasusnya akan melibatkan penegak hukum,
dianjurkan agar melaporkan kasusnya kepada yang berwajib supaya legal.
Pengambilan sampel
1.
Dokter forensik mengisi form pengambilan sampel dari klien.
2.
Untuk dokter Y dan si istri B diambil 3 ml darah vena
yang disimpan dalam tabung EDTA. Pada bayi C diambil tetesan darah tumit yang
disimpan di kartu FTA.
3.
Sampel dilabel, disegel dan dikirim ke laboratorium forensik
molekuler terstandar.
Metode dan
interpretasi hasil DNA fingerprint pada kasus ragu ayah
Skema 1. Alur pemeriksaan DNA paternitas dilaboratorium
Tabel 1. Hasil pemeriksaan 15 loki marka STR
Lokus
|
Dokter Y
|
Bayi C
|
Si istri B
|
Match-unmatch
|
||||
ALEL 1
|
ALEL 2
|
ALEL 1
|
ALEL 2
|
ALEL 1
|
ALEL 2
|
|||
1
|
D8SII79
|
2
|
3
|
3
|
6
|
5
|
6
|
√
|
2
|
D2ISII
|
1
|
8
|
1
|
9
|
2
|
9
|
√
|
3
|
D7S820
|
7
|
7
|
6
|
8
|
8
|
11
|
X
|
4
|
CSF1F0
|
12
|
13
|
12
|
12
|
12
|
15
|
√
|
5
|
D3S1358
|
4
|
7
|
4
|
4
|
4
|
8
|
√
|
6
|
TH01
|
9
|
12
|
9
|
12
|
8
|
12
|
√
|
7
|
D13S317
|
5
|
7
|
9
|
9
|
9
|
9
|
X
|
8
|
D16S539
|
14
|
16
|
8
|
10
|
8
|
10
|
X
|
9
|
D20S1338
|
1
|
13
|
13
|
15
|
4
|
15
|
√
|
10
|
D19S433
|
3
|
7
|
7
|
14
|
7
|
14
|
√
|
11
|
VWA
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
6
|
√
|
12
|
TPOX
|
6
|
8
|
8
|
9
|
4
|
9
|
√
|
13
|
D18S818
|
7
|
14
|
12
|
12
|
12
|
15
|
X
|
14
|
D5S818
|
9
|
13
|
13
|
15
|
8
|
15
|
√
|
15
|
FGA
|
1
|
4
|
2
|
3
|
3
|
8
|
X
|
Interpretasi:
Pada pemeriksaan DNA paternitas
didapatkan bahwa probabilitas dokter Y sebagai ayah biologis dari bayi C adalah
0%. Oleh karena itu dokter Y dapat disingkirkan sebagai ayah biologis dari bayi
C.
Pembahasan
Pada kasus ini, telah dilakukan
pemeriksaan STR-DNA trio paternitas (terduga ayah, anak dan ibu) sesuai prosedur
baku. Pemeriksaan STR-DNA trio paternitas memberikan hasil yang valid karena
nDNA memiliki pola pewarisan sesuai hukum Mendel. Kesimpulan akhir adalah
eksklusi, dikarenakan jumlah unmatch
alel dari 15 loki marka STR yang diperiksa lebih dari 2 buah. Dari sudut
pandang forensik kesimpulan eksklusi memberikan keyakinan tertinggi (100%) dan
tidak perlu ditunjang oleh perhitungan statistika populasi. Hasil pemeriksaan
DNA keayahan dituangkan dalam bentuk surat keterangan keayahan yang dikeluarkan
oleh dokter pemeriksa. Seharusnya yang dibuktikan pada kasus ini adalah
hubungan paternitas antara bapak A dengan bayi C dikarenakan antara bapak A
dengan ibu bayi C (si istri B) terikat dalam perkawinan yang sah dan beragama
Islam, sehingga akan membantu penentuan hak-hak anak kelak.
Kesimpulan
Analisis tes DNA fingerprint pada kasus ragu ayah
menggunakan STR-DNA dengan hasil yang valid jika menggunakan trio paternitas.
Kesimpulan eksklusi diambil tanpa pendekatan statistika populasi, sedangkan
untuk kesimpulan inklusi membutuhkan analisis statistika populasi.
Daftar Pustaka
1. Buckleton, J.,
Triggs, C.M., Walsh, S.J. 2005. Forensic DNA Evidence
Interpretation. Florida: CRC Press. 2. Butler,
J.M. 2005. Forensic DNA Typing, Biology, Technology and Genetics of STR
Markers. Second Edition. USA: Elsevier. 3. Fung, W.K., Hu, Y.Q.2008. Statistical
DNA Forensics. UK: Wiley. 4. Goodwin,W.,Linacre,A.,Hadi,S. 2007. An
Introduction to Forensics Genetics. John Wiley&Sons Ltd, England. 5.
Idries, AM., Tjiptomartono, AL. 2008. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam
Proses Penyidikan. Sagung Seto, Jakarta. 6. Kobilinsky L. 2007. Inside Forensic
Science Forensic DNA Analysis. Chelsea House, USA. 7.Rapley, R.,Whitehouse,D.
2007. Basic Tools and Techniques in Molecular Biology.John wiley&sons,Ltd,West
Sussex UK. 8. Syukriani,Y. 2012. DNA Forensik.Sagung Seto, Jakarta