Minggu, 05 September 2010

Ramadhan hari Ke-25

Ramadhan tinggal sepertujuh bulan lagi. Aroma kue sudah merebak ke udara. Ilegal logging bambu spesies Talang dan Batuang pun merajalela untuk persiapan malamang. Supermarket-supermarket besar mulai banting harga gila-gilaan  untuk meraup fulus dengan bungkus diskon lebaran. Lebaran membawa sejuta makna bagi kehidupan seorang muslim.

Hari ini sudah puasa hari ke-25. Prestasi ibadah yang seharusnya mendekati kemenangan, malah semakin melamban pertanda kalah. Bukan hendak riya dengan keburukan, namun itulah yang terjadi pada diri saya. Tarawehan dirasakan ibarat rutinitas penyembahan belaka. Walau tak pernah absen, namun memang terasa ada penurunan makna. Tilawah pun sepertinya tak akan khatam sampe juz 30. Ibadah lain masih biasa-biasa saja. Tak ada keluarbiasaan selain perkataan yang terkadang out of control. Ceplas-ceplos bagai menyiramkan air garam keatas luka terbuka akibat kekerasan tumpul.


Ramadhan memberikan kesempatan pada kita untuk beribadah dan beramal dengan sebaik-baik dan sebanyak-banyaknya. Awal Ramadhan, disaat euphoria menyambut Ramadhan sangat meletup-letup,maka melakukan semua amar makruf nahi mungkar terasa sangat menyenangkan bagai dilanda badai endorphin, namun seiring berlalunya waktu, semakin keujung semangat itu semakin menciut akibat meningkatnya bisikan setan. Ibarat ekor mencit percobaan rattus novergicus strain wistar, yang makin keujung makin mengecil, maka seperti itulah analoginya ramadhan saya kali ini dan banyak kali dimasa yang lampau.

I'tikaf sebagai bentuk tertinggi ritual ruhiyah seorang muslim saat ramadhan hampir menyentuh syawal,  belum pernah saya ikuti. Dulu alasannya malas dan sibuk, hari ini pun jawaban yang sama masih saya jadikan alasan. Memang, untuk berbuat sebuah amal butuh niat yang kuat. Dan saya sangat sepakat dengan kata seorang sahabat, bahwa ada maksud-maksud tertentu seseorang untuk datang i'tikaf setelah era friendster, multiply, blog, wordpress, YM, twitter, facebook dan sejenis melanda. Dengan mudahnya seseorang bisa bercerita, chatting dan mengup date status tentang kegiatan i'tikafnya. saya kira, saya masih ingat ada status orang di fb yang berbunyi " siap-siap berangkat i'tikaf", atau "lagi i'tikaf neh"...atau "i'tikaf mode-on"....(padahal lagi apdeit status...). Saya bukan hendak menjudge, karena saya kira mereka punya alasan agung untuk memotivasi teman-teman maya, namun tetap didalam hati,.."who knows??, only God, angle and satan know it!

Adalah sesuatu bentuk kebebasan HAM dalam hal mengupdate status dan menebar pendapat. Tiada dosa pada status itu. Kalaupun harus berdosa, hanya terdapat pada niat kita masing-masing. Beda niat dengan perbuatan, maka beda pula malaikat yang mengupdate-kan status dicatatan amal kita sehari-hari.

Ramadhan hari ke-25 membuat saya tergugah. Saat semua teman-teman soleh saya akan terlepas dari belenggu hawa nafsu  menuju kemenangan, saya malah masih belum memutuskan apa-apa. Sungguh kelalaian ini terjadi karena kekurangan diri. Kepada Allah saya bermohon keampunan. Semoga apa-apa yang saya lakukan selalu berproses menuju kemenangan tersebut.

Amin Yaa Robbal Alamin................................

Jumat, 03 September 2010

"4&6"




Tak pernah terpikirkan olehku ketika masih kuliah dahulu, bahwa Forensik akan menjadi bagian tak terpisahkan dari peruntungan karierku dimasa depan. Terkhusus Ilmu Kedokteran Forensik, karena Forensik itu sendiri terdiri dari berbagai disipilin ilmu yang tujuan sebenarnya adalah untuk mencari kebenaran hakiki dari sebuah tindak kriminal. Nah, jika dalam tindak kriminal tersebut menyangkut tubuh dan nyawa manusia, maka peranan Ilmu kedokteran Forensik sangat dibutuhkan, berhubung makhluk yang paling faham anatomi, fisiologi dan patologi tubuh manusia sejatinya adalah seorang dokter.

Ilmu Kedokteran Forensik dahulu kala juga disebut Ilmu Kedokteran Kehakiman, karena pelayanan Kedokteran Forensik bersifat untuk menegakkan hukum demi keadilan dan kesejahteraan korban. Dalam perkembangannya, Ilmu Kedokteran Forensik bercabang menjadi sub-sub, seperti patologi forensik (khusus mayat), forensik klinik (kasus visum korban hidup), forensik molekular (DNA), medikolegal (hukum kesehatan) daan lain-lain.

Mendengar nama forensik disebut, tentunya alam bawah sadar kita tereksitasi untuk bereaksi takut. Yang terbayang diingatan adalah seonggok mayat beranekarupa penampilan dengan bau yang menyengat sel-sel olfaktorius. Padahal, tidak hanya forensik ilmu kedokteran yang berhubungan dengan mayat. Ada anatomi dengan cadaver-nya dan ada patologi dengan mayat otopsi klinik-nya. Di luar negeri, ahli patologi-lah yang melakukan bedah mayat untuk kasus-kasus kematian wajar, sedangkan di Indonesia setahu saya, semua yang berhubungan dengan bedah mayat diurus oleh forensik, baik mati wajar maupun tidak wajar yang memang jatah forensik. Selain ilmu kedokteran, antropologi juga berhubungan dengan mayat manusia, bedanya, si antro ini mengurus mayat-mayat yang meninggal berabad silam, bukan saja untuk menemukan penyebab kematiannya (antropologi forensik), namun juga untuk mengetahui kebudayaan pendukung si mayat ketika masih menjadi manusia hidup.

Sewaktu menjalani coschap dibagian Forensik dulu, saya sama sekali tidak tertarik dengan Forensik sama seperti kebanyakan orang. Bagi saya, ilmu ini begitu horor dan terkesan tidak berkembang. Bayangkan, saat semua dokter klinisi mendiagnosis, mengobati dan memfollow-up-i pasien, dokter forensik harus berhubungan dengan mayat yang angker lagi bau, lalu berkutat dengan dengan segala kemungkinan untuk kemudian tak jarang harus bolak-balik ke pengadilan. Sungguh merepotkan. Begitu pula ketika semua dokter tersenyum menyambut reps yang datang menawarkan obat, dokter forensik malah harus tersenyum untuk menyambut kedatangan polisi.

Jika dokter klinisi pada umumnya hanya mempunyai pasien dari alam dunia,maka Forensik dan Obgyn memiliki pasien dari dua alam. Obgyn dengan alam rahim dan alam dunia, serta Forensik dengan alam dunia dan alam barzah. Pasien dari alam barzah dibangkit dari kuburnya sebelum sangkakala ditiup Israfil, karena urusannya didunia belum selesai. Nah berhubung simayat sudah tak bisa lagi dianamnesis, jadilah dokter forensik yang menjadi media perantara, ibarat dukun supranatural dirasuki roh gentayangan.

Sekarang, hari-hari saya lewati dengan bekerja dibagian Forensik dan Pemulasaraan jenazah. Kesan angker yang dahulu bergelayut dibenakku masih saja bergelayut disitu. Saya tetap deg-degan ketika saat pertama kali melihat ada mayat yang datang berkunjung, apalagi mayat yang memakai parfum harum semerbak dan tahan lama jika disentuh. Tips untuk menghilangkan kesensitifan terhadap bebauan alam barzah adalah dengan hiposensitisasi, yaitu membiasakan hidung tidak menggunakan masker ketika bekerja. Namun, dilapangan, itu tak banyak membantu, hanya niat dan keikhlasan saja yang mampu menyemangati pekerjaan terhadap mayat yang bukan bagian fardhu kifayah ini.....

Kamis, 02 September 2010

Derita Dua Anak Gadis

Dan anak gadis 8 tahun itu hanya bisa menerawang sambil sesekali memainkan ujung roknya yang berwarna biru.....


Kesucian adalah fitrah setiap diri manusia semenjak alveoli perdananya berkembang oleh pengaruh udara dari lingkungan eksternal. Dari uterus siapapun dia terpartus, baik dalam pasangan yang menikah, samen liven maupun ragu ayah, si neonatus tetaplah suci ibarat salju yang terhampar di antartika tak bertuan. Sekalipun orang tua mereka adalah animisme yang taat atau penyembah bulan, maka fitrah suci adalah sunatullah yang tak bisa ditawar-tawar. Kesucian adalah harga mati seorang wanita tatkala ia menerima pinangan seorang pemuda soleh.

Dan anak gadis 8 tahun itu hanya bisa menerawang sambil sesekali memainkan ujung roknya yang berwarna biru.....Matanya nanar mengikuti garis-garis lantai marmer yang diliputi debu. Satu detik sebelum nestapa itu, dia adalah gadis 8 tahun yang tidak hanya pandai   menerawang dan memainkan ujung roknya yang berwarna biru.

Ya, satu detik!

Satu detik yang begitu berharga bagi kebahagiaannya kelak. Satu detik yang membuat roknya yang berwarna biru berbercak kelabu oleh setetes noda yang belum pernah ia kenal.

Dan anak gadis 8 tahun itu menjajari anak gadis 10 tahun yang berdiri disampingnya, mereka berdua hanya bisa menerawang sambil sesekali memainkan jemari mungil mereka diatas duka yang belum mereka pahami.

Anak gadis 8 tahun itu menoleh pada anak gadis 10 tahun, yang ternyata adalah kakaknya dalam bahasa kanak-kanak sederhana tanpa manzahirkan luka yang sejatinya akan menemani sepanjang usia mereka.

Ada apa?? Mereka sama sekali tidak faham akan aib yang telah dicorengkan oleh ayah kandung kepada harga diri mereka.

Sekali lagi ada apa??, mereka-pun bertanya ketika sang ibunda luruh dalam linangan duka lara. Kejadian jahanannam itu telah berlalu, noda itu pun telah mengering meninggalkan jejas yang mampu berbicara. Ayah, yang kata bait-bait indah milik Ebiet G Ade adalah seseorang yang sangat pantas untuk dititipkan selaksa kerinduan, mungkin tak kan pernah terpatri dalam sanubari kedua gadis belia ini. Ayah yang katanya pekerja keras untuk keluarga, nyatanya bekerja keras untuk menggagahi mereka berdua........Cucuran keringat sang ayah yang seharusnya bisa mengenyangkan perut mereka, berbalik menjadi cucuran keringat yang menghempaskan hari-hari mereka dan mengkandaskan masa depan mereka yang masih panjang.


Dan anak gadis 8 tahun dan 10 tahun itu sama-sama menyeka ingus yang mencoreng wajah polos mereka. Disaat yang sama, aku berpikir, ternyata jadi anak gadis itu tidak segampang menjadi anak laki-laki. Begitu banyak yang harus dijaga dan menjaga mereka. Dan tak kuasa, aku terhanyut dalam buaian perasaan yang berkecamuk., akan tetapi......


Anak gadis 8 tahun itu kembali menoleh pada anak gadis 10 tahun, yang ternyata adalah kakaknya dalam bahasa kanak-kanak sederhana tanpa manzahirkan luka yang sejatinya akan menemani sepanjang usia mereka.

 Anak adalah titipan Allah SWT untuk dididik mengenal Rabbnya. Ayah adalah pemimpin dalam keluarganya, pemimpin yang senantiasa menjaga dan membimbing titipan Allah SWT. Sungguh, azab neraka begitu dekat bagi Ayah yang zholim. Laknat Allah dan semesta alam baginya.

 *Ya, Allah, mudah-mudahan, saya akan menjadi seorang ayah yang bertanggungjawab akan semua amanahMu, suatu hari kelak. Amin.

Selasa, 31 Agustus 2010

PROFIL KITA DIPENGHUJUNG AGUSTUS 2010: KARISNA AGUSTIN

Nah ini adalah salah satu foto setelah baksos disekre BSMI di katapiang. Foto ini diambil sekitar bulan Maret 2009. Yang jepret entah siapa, tapi hasilnya lumayanlah membuat air mata sedikit berlinang jika ditatap hari ini.ckckckck. Ada saya yang berbadan besar itu, ipul, akhnal, deny, azki, adri, bubuy, zaki, meta, seri, resti, dian dan nissa. Seingat saya, ini sehabis baksos di Taratak Koto Luar.





Ini si Karisna Agustin yang cerewet itu. jadi males nulis-nulis tentang kisah hidupnya,..tapi di paksa terus...Yaaa, dengan berat hati saya coba mengarang yang bagus-bagus tentang hidupnya itu.


Dia adalah Karisna Agustin yang sempat saya kira Kharisma Agustin, Kerisnya Agustin dan lain-lain sebagainya. Dia adalah junior saya. Dia anak jakarta berdarah Paris dan Cirebon kalo ga salah. Dia akhwat angkatan 2006, seangkatan dengan adik kandung saya yang perempuan, tapi beda fakultas dan universitas. Dia dulunya aktifis kelas Paus diangkatannya. Dia pernah menjabat sebagai salah satu ketua UKM yang kalo ga salah amburadul ditangannya. Dia adalah salah seorang relawan BSMI Padang.

Nah, waktu gempa beberapa abad lalu, dia kabur jauh-jauh dari Padang tapi menyusuri pantai. Ya, siaran radio kala itu memberitakan ada seorang anak hilang dengan ciri-ciri yang agak pas dengannya. Dan taukah kemana anda si karina ini kabur?? ke pesisir selatan! Saya pun heran, entah pake tenaga apa dia berlari sprint sejauh itu??

Dari dirinya, tak banyak yang bisa kita ambil ibrah. Hanya saya salut dengan mental baja yang ia peroleh. Keras kepala, hormonal, sedikit nyentrik dan kadang malu-maluin. Masak nasi goreng Pattaya dibilangnya nasi goreng dicampur petai??? Heran saya!

Track recordnya didunia aktifis lumayan menggila. Dari gila jabatan, tergila-gila dengan seseorang sampai gila benaran, wkwkwwk.

Saya sebagai seniornya yang baik hati, jujur dan apa adanya tidak terlalu terganggu dengan sikapnya, karena ga ngaruh. Namun ada beberapa pihak yang menyayangkan ketelatannya untuk konsul psikiatri.

Dia adalah relawan tangguh. Walau banyak mainnya daripada kerja, namun saya salut juga, karena setau saya, walaupun dunia telah berkata macam-macam tentangnya, namun didalam lubuk hatinya, dia selalu berdoa untuk kebaikan saudara-saudaranya yang imut-imut ini, agar senantiasa berada dalam hidayahNya.

Saya jadi heran, apa keterkaitan foto 1 dengan foto 2. Ada yang bisa memberi masukan???

Entahlah, mungkin saya ini apalah,....namun jujur ku berkata, bahwa akhwat seperti Iis tergolong makhluk langka. Mungkin karena sudah menganggap saya ini seperti abangnya sendiri, atau mungkin karena memang dia tidak terlalu peduli ocehan orang, dia pernah ikut rombongan perjalanan yang diisi ikhwan semua. Entah saya agak bohong atau gak,..namun agak berat mengatakannya, bahwa disitu memang ada Ipul dan Akhnal.


Tetap semangat Is, tetap berkarya walau dunia sedikit mencela. Jadikan semua nestapa sebagai pelecut buat perbaikan dan kemajuan diri, keluarga, nusa,bangsa dan agama,..ckckckck

Padamu negeri, Iis berbakti. Dan jangan lupa keep on struggling to be the best human creature for green planet!

Sekian.....



Capek saya mengolak .....

Curahan Hati

Hampir semua orang-orang saleh di beranda FB bergumam kapankah lailatul qadar itu datang? Supaya saya dikira sedikit saleh, maka saya bikin status yang sama. Status penipuan buat meng-up grade image dan mendongkrak popularitas. Dunia memang berputar dalam genggaman kuat politik. Salah satu contohnya adalah politik menjaga keharuman nama didepan orang-orang yang pernah beredar dalam ekliptika kehidupan kita.

Disadari atau tidak, ego selalu menginginkan kita sebagai makhluk paling mulia dijagad raya. Merasa penting dan disegani adalah sesuatu yang manusiawi bagi setiap makhluk hidup berspesies manusia. Tak jarang ke-merasaan itu menjerumuskan seseorang ke-kenarsisan dan mengkultuskan diri sendiri. Mungkin contoh paling ekstrem adalah si Firaun Ramses II yang bahkan sampai mengaku dirinyalah Tuhan bangsa Mesir kuno. Beruntunglah Om Firaun hanya mengklaim diri sebagai Tuhan bangsa Mesir kuno, apa jadinya jika Firaun juga mengaku sebagai Tuhan bangsa Indonesia kuno??? Pasti si Firaun terkejut menjumpai arwah-arwah nenek moyang menjadi Tuhan lain, saingan dirinya.


Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan contoh orang dengan keluhan utama merasa penting dan merasa paling pantas untuk disegani. Superiority compleks adalah bahasa jiwa yang bisa mencakupi kedua hal diatas. Tidak hanya dikalangan rakyat berderai yang mengidap gangguan tersebut, namun juga rakyat pulen tidak berderai...wkwkwk. Semua berpulang pada pengendalian diri masing-masing. Manusia bukanlah dewa, jika keadaan terjepit, sikap seperti yang saya utarakan diatas akan muncul seketika ibarat jelangkung, datang tak diundang, pulang setelah diusir rapalan ayat Kursi. Itu adalah kewajaran belaka, karena  perasaan-perasaan tersebut adalah termasuk hak asasi paling mendasar dewasa ini. . akan tetapi, jika perasaan tersebut muncul setiap saat, maka anda yang merasakannya tergolong patologis.

Kalau lah masih merasa penting dan merasa paling pantas untuk disegani, maka datangilah psikiater secepatnya untuk ECT, karena CPZ sudah tidak diproduksi lagi, atau, jika keluhan berlanjut, kirimkan surat wasiat ke dokter Forensik untuk diotopsi. wkwkwkwk


Saya pernah menemukan kasus tersebut diatas beberapa kali. Dan sangat saya akui, orang tersebut sangat mengganggu ketertiban umum. Lebih baik saya dipertemukan Rianty Cartwright yang cantik daripada makhluk menyebalkan seperti didalam kasus.




Gak penting banget tulisan saya ya?? Apalah daya, saya ini apalah............






Lagi dinas malam, RSUS, penghujung Agustus 2010.....

Senin, 30 Agustus 2010

Kenangan Lama di Zaman Yang Baru

Hari ini adalah awal tahun ajaran baru 2010/2011 di FK UNAND. Kampus kembali sesak oleh kehadiran mahasiswa. Diantara banyaknya wajah-wajah mahasiswa lama yang makin menua oleh pertambahan usia dan beban akademik, terdapat rombongan mahasiswa berwajah culun yang cendrung bergerombol kian kemari. Yap, mereka adalah angkatan termuda FK ditahun 2010 ini. BP 2010! Saking patuhnya mereka pada senior-senior yang katanya selalu penuh kebenaran itu, ada diantara adik-adik baru tersebut yang berpakaian hitam putih dan memakai jas almamater, sesuai nasehat bijak bestari para senior untuk berpakaian formal dan sopan. Kasian sekali senior-senior itu, bertambah dosa mereka,ckckckcck

Nah, karena ini bulan Ramadhan, maka BEM mengangkatkan Expo Ramadhan untuk kesekian kalinya dilapangan Voly depan ex Mushola asyyifa yang bersejarah itu. Teriknya matahari Padang serambi Mekkah, tidak menyurutkan laju Mio saya untuk ngampus, karena kebetulan memang ada agenda rapat kepanitiaan evaluasi pbl. Mushola-pun tumpah ruah oleh jamaah Zuhur rahimakumullah. Sebagian besar shaf memang diisi oleh angkatan baru, karena mungkin jadwal kegiatan akademik mereka yang menuntut sampai siang.

Stand ekspo FSKI kelihatan sepi. Sepi pengurus, sepi pengunjung dan sepi bazaar. Hanya ada seorang Matyn yang setia menjaga stand. Sampai pada akhirnya, semua berdatangan. Ternyata bazaar FSKI baru dimulai besok. Ada yang lucu, ketika hanya ada saya dan Matyn menghuni stand, yap, adik-adik baru bertanya tentang FSKI kepada kami layaknya wartawan mewawancarai terdakwa kasus korupsi. Hihihihihi, dari pada salah informasi, lebih baik kami lempar bola panas kepada Pak Ketua dan Pak sekum yang tergopoh-gopoh datang sehabis shalat disajadah panjang eks mushalla Asyifa.

Bangga juga saya masih dianggap mahasiswa,...ckcckck,..kasian juga adik-adiknya nanti ketika bertemu saya diruang tutorial atau skillabs, pasti mereka salting maw manggil saya dengan sebutan apa??? hihihi

Di stand FSKI, saya terkenang akan kegiatan yang sama bertahun-tahun silam. Ketika itu namanya adalah RADIUS alias Ramadhan di Kampus. RADIUS 2003, 2004 dan 2005. Tapi yang paling inget adalah RADIUS 2004, karena sesuatu dan lain hal....hihihihihi

RADIUS adalah ajang manggaleh besar-besaran Danus FSKI. Di RADIUS 2005, dagangan DANUS laku keras dipasaran FK, karena saya ketika itu menjual buku-buku EGC, yang menembus angka penjualan 25 jeti lebih. Namun, karena ketika itu DANUS adalah tangan kedua, maka keuntungan yang didapat memang tidak sampai berbelas juta. Tapi, alhamdulillah ada uang untuk menghidupi FSKI yang keuangannya sudah sakaratul maut.

Kenangan itu kembali menyeruak, tatkala melihat Matyn dengan dedikasi tinggi mengemasi lapak pertanda acara hari ini selesai.

Awan hitam bergelayut dilangit Padang, pertanda sebentar lagi hujan turun. Cuaca Padang memang bipolar tipe campuran beberapa hari ini. Pagi menjelang siang panas terik membakar sampai jauh kebawah dermis, kemudian ketika matahari tergelincir, hujan pun menggantikan peran sang surya, seolah si raja siang mau ijin pipis dulu untuk persiapan pembakaran umat manusia esok hari..wkwkwwkwkwkwk *kalimat ga bermutu....

Minggu, 29 Agustus 2010

Renungan Pribadi

Alhamdulillah, ya Allah, betapa besar nikmatMu yang Kau curahkan kepada hamba Mu yang dhaif ini. Tiada putus rasa syukurku kepada RabbKu, karena Ia yang telah memilihkan jalan terbaik untuk hidupku yang fana ini.

Tak terasa, sudah 6 bulan saja saya menjalani hari-hari sebagai staf pengajar junior dialmamater FK UNAND tercinta. Sebagaimana halnya staf baru dengan latar belakang pendidikan yang masih undergraduate, saya menerima penempatan di bagian Forensik dengan senang hati. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur, karena akhirnya bisa mewujudkan salah satu keinginan orang tua, yaitu jadi CPNS/PNS di Kota Padang, dekat dengan kedua orangtua saya.

Sebagai si sulung dari 5 orang bersaudara, orang tua meletakkan setengah beban pendidikan adik-adik dipundakku. Ini bukan bentuk eksploitasi saya oleh orang tua, tapi ini adalah salah satu bentuk birrul walidain saya kepada kedua orang tua yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik saya. Saya kira, semua anak didunia pasti memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan baktinya kepada orang tua. Keadaan ekonomi keluarga kami yang serba pas-pasan jika dinilai dari dalam dan terlihat sebagai ekonomi menengah jika orang lain yang menilai, karena kedua orang tuaku juga PNS, membuat saya harus mengabdi sebagai tulang punggung ketiga. Namun, saya tak pernah merasa terbebani, karena, pengorbanan saya belum apa-apa bila dibandingkan orang tua.

Nah,...kok jadi curhat time ya?? ckckcckck.


Dan, sekarang inilah saya. Sudah memulai hari-hari kerja dan pengabdian. Saya merasa sangat beruntung ditempatkan dibagian yang suasana kerjanya cukup kondusif dan menyenangkan, walaupun paradigma orang, forensik itu dekat dengan mayat. Ada benarnya juga, akan tetapi saya sangat menikmati peran sebagai dosen Forensik. Walaupun ada mayat, namun kontak utama saya adalah dengan mahasiswa/koass, karena saya sendiri belum mengambil spesialisasi. Yang ada hanya, saya bantu-bantu kerja atasan jika ada korban.

Atasan saya, seorang dokter spesialis Forensik wanita yang muda, cantik, enerjik dan baik hati. Ditangan beliau-lah, imej "angker" bagian ini mulai berubah. Sekarang terlihat benar "woman touch"-nya disetiap ruangan di Forensik, semua karena ide-ide beliau. Dulunya saya yang juga berpikiran Forensik itu sempit dan serem, akhirnya mendapat pencerahan wawasan.

Sebagai satu-satunya staf pengajar junior dibagian ini, saya sering dilibatkan ke dalam berbagai kegiatan, termasuk rapat-rapat atau pelatihan-pelatihan yang diadakan kampus untuk para dosen, karena sedikitnya jumlah dosen dibagian Forensik.

Untuk hal itu saya kembali berucap syukur, karena dengan semakin banyaknya pelatihan atau kepanitiaan yang diikuti dibidang pendidikan kedokteran, cakrawala saya yang sempit menjadi terbuka terhadap orientasi pendidikan kedokteran mutakhir. Sungguh, saya sangat senang dengan semua ini.


Dulu memang tidak pernah terbersit keinginan saya untuk menjadi dosen, namun setelah memulai karier sebagai dokter umum yang bekerja di Rumah Sakit swasta, saya berpikiran, pekerjaan tersebut begitu monoton dan banyak menyita keringat saya. Akhirnya, dari salah seorang teman saya, yang kebetulan beliau adalah dosen sastra Jepang UNAND, saya mendapat informasi lowongan CPNS Kemendiknas. Dan dengan ijin Allah SWT, saya akhirnya mendaftar dan diterima.


 Dengan keberadaan saya di Padang, kegiatan saya di BSMI-pun tidak terputus. Kalau dulu sewaktu honor di RS Swasta luar kota, saya hanya sempat bergabung dengan BSMI sebulan sekali, sekarang hampir tiap minggu, saya bisa sedikit berpartisipasi didalam aksi-aksi baksos BSMI.

Sekarang, kesibukan saya bertambah, dengan menjadi Dije malam disebuah RS Swasta, untuk menjaga agar ilmu dokter umum yang saya dapat dulu tidak hilang begitu saja dan juga untuk nambah uang saku tentunya.


Setelah 6 bulan kerja, akhirnya saya benar-benar merasa, inilah jalan terbaik untuk saya dari Sang Pencipta. Dekat dengan keluarga, kampung dan almamater yang saya cintai, juga dekat dengan junior-junior di FSKI, dan tetap bisa mengabdi "Care for Life" di BSMI cabang Padang.

EDISI KHUSUS PROFIL KITA; dr. MUKRI PAUSAN NASUTION.


Nah, sekarang saatnya saya akan mengulas tentang PROFIL KITA, edisi khusus untuk  minggu ini.

dr. MUKRI PAUSAN NASUTION.

Terlahir menjadi putera ke-6 dari 8 orang bersaudara sebagai Mukri Pausan dari Marga Nasution berbilang tahun yang lalu dari sebuah keluarga besar yang harmonis. Masa kecil yang katanya indah dia lalui apa adanya mirip si bolang,  disebuah desa kecil nun jauh di balik kemegahan Gunung Sorik Marapi sana. Penulis sendiri pernah sekali waktu bersilahtirohim ke Batang Natal--begitu kira-kira nama umum kampung tokoh kita ini--sekitar sebulan yang lalu. Dan, dari keterisoliran kampung tersebut, penulis agak sedikit bisa membaca, bahwa Mukri adalah tipe orang dengan kepribadian kuat, maksudnya, dia memang terlahir sebagai pejuang sejati semenjak neonatus. Bayangkan, dipersimpangan menuju Panyabungan, kita harus mengambil jalan kekiri, memanjati jajaran Bukit Barisan yang sama sekali tidak mudah untuk ditaklukan. 2 jam berlalu, barulah kita bisa menemukan desa sejarah tempat Mukri dibuai dan dibesarkan Bunda tercinta.

Kekuatan tersebutlah yang melahirkan energi positif sehingga menghantarkan beliau untuk merantau demi pendidikan, pada usia yang masih relatif adolescence.

Masa-masa SMU yang penuh fluktuasi hormonal, dia habiskan diasrama sebuah SMU-IT di kota Padang Sidimpuan. Dipelataran asrama itulah otaknya kemudian  dicuci dan pola pikirnya dibaptis. Ketika remaja-remaji lain berkubang dalam indahnya Ghazwul Fikri, maka Mukri belia, menghabiskan masa-masa mudanya yang sebentar itu dengan belajar dan menjadi sesuatu yang bisa kita sebut aktifis dakwah sekolah.

3 tahun memang waktu yang sangat singkat untuk melukis jejak. Bintil-bintil jerawat yang dulunya tumbuh subur bagai gulma disekitar rumpun padi, perlahan menghilang. Gejolak alam perasaan-pun telah berhasil dibelenggu oleh pemahaman syariat Islam yang kaffah. Ya, masa SMA yang kata para ahli adalah masa transisional menuju kedewasaan telah sukses dilalui Mukri dengan segudang prestasi yang cukup mencengangkan saya..(tetap saja narsis, karena harus membawa-bawa diri dalam menceritakan teman sendiri..wkwwkwk).


 Akhirnya, Tuhan berkehendak sekehendakNya. Mukri terpeloncat ke Padang Kota Tercinta serambi Mekkah ini (maksudnya, cuaca Padang mirip cuaca Mekah saking panasnya,..heheeh). Dikota pantai yang panasnya minta ampun ini, Mukri tercatat sebagai salah seorang mahasiswa FK-UNAND angkatan 2004.

Tahun 2004 adalah moment pertama saya berkesempatan untuk berkenalan dengan ciptaan Tuhan yang bernama Mukri.

Kala itu, seorang Taufik Hidayat belum menamai dirinya Taufik Forensik (narsis lagi..hihihihhi), ya, saya mengenal Mukri sebagai sesosok makhluk aktifis yang entah berasal dari planet mana. Women from venus, Men from mars dan Waria tidak jelas, berasal dari mana. .;)

Dia adalah Mukri yang bersahabat. Tak mengenal pembagian kasta yang sebenarnya sangat jelas ketika itu. Pun pada saya dari kasta sudra, dia masih rela menganggap saya seniornya yang layak untuk dihormati dan disayangi.....hikshiks terharu biru....T,,T....


Karier ke-ADK-annya pun melejit sesuai kehendak penguasa kampus kala itu. Semua-mua yang berbau pergerakan kampus yang positif ia ikuti, masuki, dan duduki....agak mirip 3G; Gold, Glory dan Gospel....FSKI-pun segera menjadi daerah kolonialismenya yang baru.

Sampai pada akhirnya, perjalanan nasib yang tak teramal Mama Lauren (karena si Mama belum terekspos infotainment ketika itu...), mencampakkan Mukri ke BSMI cab Padang sebagai relawan.

Karena sosok kepemimpinannya yang terus menyala-nyala bagai dian yang tak kunjung padam, akhirnya dia dipercaya sebagai Sekretaris Umum. Sekali lagi menjadi atasan saya. Benar kata orang tua-tua di Gurun Laweh kampung saya, bahwa, jikalau memang mutiara, walaupun dikubangan kabau, tetap akan bersinar dan dicari akhwat..hihihi

Tahun 2009, gelar dokter telah tersemat rapi didepan nama beliau. Cita-cita untuk hanya sekedar menjadi dokter umum, akhirnya terwujud jua berkat keuletan, doa dan airmata...hihhihi

Diawal 2010, internship menjadi lahan penyambung karir beliau. Payakumbuh adalah perhentiannya untuk setahun kedepan. Walaupun terpisah jarak 100km dari saya, namun kecintaan beliau terhadap BSMI tak pernah pudar...(lok, apa hubungannya dengan saya??), wkwkwkwwk. Indah Dakwah dalam Ukhuwah, Care for Life, Bersih, Peduli dan Profesional beserta segenap kroni-kroninya, adalah pengampu kerinduan itu. Kepeduliannya pada dakwah, kemanusiaan, kawan, keluarga, junior serta senior-nya membuat nama Mukri Pausan Nasution sangat sulit untuk dilupakan sejarah, walau tercatat ada beberapa pihak yang mencoba menghapusnya.ckckc

Nah, hanya kulit-kulitnya saja yang bisa saya ceritakan karena keterbatasan diri,...saya ini apalah,....
Semoga yang saya ceritakan bukan fitnah, bukan gosip dan bukan aib, karena sesungguhnya persaudaraan sesama muslim itu lebih kuat dari persaudaraan karena pertalian nasab, apalagi kalo yang bertali itu nasib, pasti lebih kuat lagi,..wkwkwwkwk


Wassalam.....

ANAK GADIS 10 TAHUN

Ngabuburit bukanlah bagian dari ajaran Islam. Namun dia merupakan bagian dari entitas budaya muslim Indonesia.

Hari ini saya ngabuburit di blog ini, menunggu waktu berbuka puasa untuk daerah Padang. Tak banyak yang bisa saya lakukan. Namun, dengan segera otak saya mengingat kejadian 2 hari lalu.

Agak cabul sih, tapi saya tidak habis pikir. Kenapa begitu bobrok sekali mental kebanyakan orang diakhir zaman ini? Di bulan ramadhan, sepertinya setan-setan kasat mata terus berkeliaran mencari mangsa.

Kasian sekali anak gadis 10 tahun itu, dia hanya menerawang sambil sesekali memilin ujung bajunya yang berwarna pink. Seorang ayah yang seharusnya melindungi dan mengayominya, malah nekad menggaulinya dibulan suci Ramadhan ini. Tak banyak yang bisa dilakukannya, wajah polosnya seakan pasrah, karena ketidakpahaman terhadap apa yang telah terjadi. Mulut kecilnya pun bungkam menyiratkan satu bahasa: PASRAH...... Sementara itu, ibunya hanya bisa tergugu mengenang nasib belahan jiwanya.

Sekali lagi,..Sudah 2 kali malam jahanam itu merajam anak gadis 10 tahun itu. Kembali, ia hanya bisa menerawang sambil sesekali memilin ujung bajunya yang berwarna pink.

Arrrghhhh............

Dengan hati hambar, si ibu bercerita, bahwa anaknya menangis ketika harus BAK, dan setelah dilihat, celana dalam anaknya berbercak darah dan terendus berkas cairan beraroma akasia yang telah mengering terciprat disana.

Pun ketika si ibu mau mencuci pakaian kotor, dia menemukan noda yang sama ketika mencuci sarung yang dikenakan oleh suaminya semalam.

Dulu, ketika anak gadis 10 tahun itu duduk dikelas 1 SD, kejadian yang sama juga pernah terjadi.


Si ibu pengen mengusut, namun ia tak tau harus kemana. Dan ancaman suaminya mengungkung keadilan yang ingin ia peroleh buat anak gadis 10 tahunnya.

Dan anak gadis 10 tahun itu hanya bisa menerawang sambil memainkan ujung bajunya yang berwarna pink.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Memoir of Kartu Lebaran

Wah dah deket lebaran....yap....saya lagi menonton bahasan kartu lebaran ditipi. Nah tiba-tiba ingatan saya melayang ke tahun 2002 silam, tatkala saya masih imut duduk disemester 1 FK. kenangan yang manis jika diingat-ingat kembali.

Jaman itu, HP adalah tekhnologi langit yang tak terjangkau oleh awam bumi putera. Telepon koin dipinggir jalan adalah  sebuah kemewahan tak terperi, yang kami sebut anugerah Tuhan untuk jelata. Ketika itu, lebaran hampir menjelang. Semua teman baru saya berkesempatan pulang kampung. Ada yang mengaku ini kesempatan perdana mereka pulang kampung dan ada pula yang merasa, pulang kampung atau tidak, sama saja, karena kampungnya memang di padang itu sendiri, seperti saya.

Kampus baru dengan teman baru dari berbagai penjuru adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya, si anak kampung dari pinggiran kota Padang. (walau didalam peta kota Padang, kampung gurun laweh saya tepat berada ditengah-tengah geografi kota).

Sehari menjelang kepulangan, kami seangkatan sudah bermaaf-maafan, pertanda benih-benih ukhuwah mulai disemai. terbayang sudah liburan 3 minggu akan menjadi tembok kerinduan. Menelepon interlokal bukanlah pilihan bijak, mengingat kantong tidaklah setebal sekarang. HP pun ga punya saking papa-nya. Maka, mengirim kartu lebaran adalah pilihan yang bertabur perasaan untuk tetap menjaga kehangatan.

Walhasil, 5 hari menjelang eid mubarok, kami pada hunting kartu lebaran, untuk dikirim-kirim ke teman-teman baru tadi. Dan gayung pun bersambut, kawan-kawan yang dekat kala itu, mengirimkan pula kartu lebaran kepada kami. what an amazing life memory!!! dan saya kiranya masih menyimpan kartu lebaran tersebut sampai bertahun-tahun kemudian. bahkan kata-kata yang dituliskan diatas kartu itu mampu mengundang airmata kalau hormon lagi bergejolak..wkwkwwkwk