Jumat, 03 September 2010
"4&6"
Tak pernah terpikirkan olehku ketika masih kuliah dahulu, bahwa Forensik akan menjadi bagian tak terpisahkan dari peruntungan karierku dimasa depan. Terkhusus Ilmu Kedokteran Forensik, karena Forensik itu sendiri terdiri dari berbagai disipilin ilmu yang tujuan sebenarnya adalah untuk mencari kebenaran hakiki dari sebuah tindak kriminal. Nah, jika dalam tindak kriminal tersebut menyangkut tubuh dan nyawa manusia, maka peranan Ilmu kedokteran Forensik sangat dibutuhkan, berhubung makhluk yang paling faham anatomi, fisiologi dan patologi tubuh manusia sejatinya adalah seorang dokter.
Ilmu Kedokteran Forensik dahulu kala juga disebut Ilmu Kedokteran Kehakiman, karena pelayanan Kedokteran Forensik bersifat untuk menegakkan hukum demi keadilan dan kesejahteraan korban. Dalam perkembangannya, Ilmu Kedokteran Forensik bercabang menjadi sub-sub, seperti patologi forensik (khusus mayat), forensik klinik (kasus visum korban hidup), forensik molekular (DNA), medikolegal (hukum kesehatan) daan lain-lain.
Mendengar nama forensik disebut, tentunya alam bawah sadar kita tereksitasi untuk bereaksi takut. Yang terbayang diingatan adalah seonggok mayat beranekarupa penampilan dengan bau yang menyengat sel-sel olfaktorius. Padahal, tidak hanya forensik ilmu kedokteran yang berhubungan dengan mayat. Ada anatomi dengan cadaver-nya dan ada patologi dengan mayat otopsi klinik-nya. Di luar negeri, ahli patologi-lah yang melakukan bedah mayat untuk kasus-kasus kematian wajar, sedangkan di Indonesia setahu saya, semua yang berhubungan dengan bedah mayat diurus oleh forensik, baik mati wajar maupun tidak wajar yang memang jatah forensik. Selain ilmu kedokteran, antropologi juga berhubungan dengan mayat manusia, bedanya, si antro ini mengurus mayat-mayat yang meninggal berabad silam, bukan saja untuk menemukan penyebab kematiannya (antropologi forensik), namun juga untuk mengetahui kebudayaan pendukung si mayat ketika masih menjadi manusia hidup.
Sewaktu menjalani coschap dibagian Forensik dulu, saya sama sekali tidak tertarik dengan Forensik sama seperti kebanyakan orang. Bagi saya, ilmu ini begitu horor dan terkesan tidak berkembang. Bayangkan, saat semua dokter klinisi mendiagnosis, mengobati dan memfollow-up-i pasien, dokter forensik harus berhubungan dengan mayat yang angker lagi bau, lalu berkutat dengan dengan segala kemungkinan untuk kemudian tak jarang harus bolak-balik ke pengadilan. Sungguh merepotkan. Begitu pula ketika semua dokter tersenyum menyambut reps yang datang menawarkan obat, dokter forensik malah harus tersenyum untuk menyambut kedatangan polisi.
Jika dokter klinisi pada umumnya hanya mempunyai pasien dari alam dunia,maka Forensik dan Obgyn memiliki pasien dari dua alam. Obgyn dengan alam rahim dan alam dunia, serta Forensik dengan alam dunia dan alam barzah. Pasien dari alam barzah dibangkit dari kuburnya sebelum sangkakala ditiup Israfil, karena urusannya didunia belum selesai. Nah berhubung simayat sudah tak bisa lagi dianamnesis, jadilah dokter forensik yang menjadi media perantara, ibarat dukun supranatural dirasuki roh gentayangan.
Sekarang, hari-hari saya lewati dengan bekerja dibagian Forensik dan Pemulasaraan jenazah. Kesan angker yang dahulu bergelayut dibenakku masih saja bergelayut disitu. Saya tetap deg-degan ketika saat pertama kali melihat ada mayat yang datang berkunjung, apalagi mayat yang memakai parfum harum semerbak dan tahan lama jika disentuh. Tips untuk menghilangkan kesensitifan terhadap bebauan alam barzah adalah dengan hiposensitisasi, yaitu membiasakan hidung tidak menggunakan masker ketika bekerja. Namun, dilapangan, itu tak banyak membantu, hanya niat dan keikhlasan saja yang mampu menyemangati pekerjaan terhadap mayat yang bukan bagian fardhu kifayah ini.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
like this....tulisannya bagus ...pesan yg mau disampaikan tersampaikan dengan baik...kemajuan pesat..(kagak ada narsis nya lagi...)
BalasHapuscerita sang penggali kubur
BalasHapusni khaulah: hehehehe...narsis pertanda eksis mah ni....
BalasHapusMukri: hati2 mukri, jangan sampai pula suatu hari saya menggali-gali kubur mu,..wkwkwkwk