Minggu, 29 Agustus 2010

EDISI KHUSUS PROFIL KITA; dr. MUKRI PAUSAN NASUTION.


Nah, sekarang saatnya saya akan mengulas tentang PROFIL KITA, edisi khusus untuk  minggu ini.

dr. MUKRI PAUSAN NASUTION.

Terlahir menjadi putera ke-6 dari 8 orang bersaudara sebagai Mukri Pausan dari Marga Nasution berbilang tahun yang lalu dari sebuah keluarga besar yang harmonis. Masa kecil yang katanya indah dia lalui apa adanya mirip si bolang,  disebuah desa kecil nun jauh di balik kemegahan Gunung Sorik Marapi sana. Penulis sendiri pernah sekali waktu bersilahtirohim ke Batang Natal--begitu kira-kira nama umum kampung tokoh kita ini--sekitar sebulan yang lalu. Dan, dari keterisoliran kampung tersebut, penulis agak sedikit bisa membaca, bahwa Mukri adalah tipe orang dengan kepribadian kuat, maksudnya, dia memang terlahir sebagai pejuang sejati semenjak neonatus. Bayangkan, dipersimpangan menuju Panyabungan, kita harus mengambil jalan kekiri, memanjati jajaran Bukit Barisan yang sama sekali tidak mudah untuk ditaklukan. 2 jam berlalu, barulah kita bisa menemukan desa sejarah tempat Mukri dibuai dan dibesarkan Bunda tercinta.

Kekuatan tersebutlah yang melahirkan energi positif sehingga menghantarkan beliau untuk merantau demi pendidikan, pada usia yang masih relatif adolescence.

Masa-masa SMU yang penuh fluktuasi hormonal, dia habiskan diasrama sebuah SMU-IT di kota Padang Sidimpuan. Dipelataran asrama itulah otaknya kemudian  dicuci dan pola pikirnya dibaptis. Ketika remaja-remaji lain berkubang dalam indahnya Ghazwul Fikri, maka Mukri belia, menghabiskan masa-masa mudanya yang sebentar itu dengan belajar dan menjadi sesuatu yang bisa kita sebut aktifis dakwah sekolah.

3 tahun memang waktu yang sangat singkat untuk melukis jejak. Bintil-bintil jerawat yang dulunya tumbuh subur bagai gulma disekitar rumpun padi, perlahan menghilang. Gejolak alam perasaan-pun telah berhasil dibelenggu oleh pemahaman syariat Islam yang kaffah. Ya, masa SMA yang kata para ahli adalah masa transisional menuju kedewasaan telah sukses dilalui Mukri dengan segudang prestasi yang cukup mencengangkan saya..(tetap saja narsis, karena harus membawa-bawa diri dalam menceritakan teman sendiri..wkwwkwk).


 Akhirnya, Tuhan berkehendak sekehendakNya. Mukri terpeloncat ke Padang Kota Tercinta serambi Mekkah ini (maksudnya, cuaca Padang mirip cuaca Mekah saking panasnya,..heheeh). Dikota pantai yang panasnya minta ampun ini, Mukri tercatat sebagai salah seorang mahasiswa FK-UNAND angkatan 2004.

Tahun 2004 adalah moment pertama saya berkesempatan untuk berkenalan dengan ciptaan Tuhan yang bernama Mukri.

Kala itu, seorang Taufik Hidayat belum menamai dirinya Taufik Forensik (narsis lagi..hihihihhi), ya, saya mengenal Mukri sebagai sesosok makhluk aktifis yang entah berasal dari planet mana. Women from venus, Men from mars dan Waria tidak jelas, berasal dari mana. .;)

Dia adalah Mukri yang bersahabat. Tak mengenal pembagian kasta yang sebenarnya sangat jelas ketika itu. Pun pada saya dari kasta sudra, dia masih rela menganggap saya seniornya yang layak untuk dihormati dan disayangi.....hikshiks terharu biru....T,,T....


Karier ke-ADK-annya pun melejit sesuai kehendak penguasa kampus kala itu. Semua-mua yang berbau pergerakan kampus yang positif ia ikuti, masuki, dan duduki....agak mirip 3G; Gold, Glory dan Gospel....FSKI-pun segera menjadi daerah kolonialismenya yang baru.

Sampai pada akhirnya, perjalanan nasib yang tak teramal Mama Lauren (karena si Mama belum terekspos infotainment ketika itu...), mencampakkan Mukri ke BSMI cab Padang sebagai relawan.

Karena sosok kepemimpinannya yang terus menyala-nyala bagai dian yang tak kunjung padam, akhirnya dia dipercaya sebagai Sekretaris Umum. Sekali lagi menjadi atasan saya. Benar kata orang tua-tua di Gurun Laweh kampung saya, bahwa, jikalau memang mutiara, walaupun dikubangan kabau, tetap akan bersinar dan dicari akhwat..hihihi

Tahun 2009, gelar dokter telah tersemat rapi didepan nama beliau. Cita-cita untuk hanya sekedar menjadi dokter umum, akhirnya terwujud jua berkat keuletan, doa dan airmata...hihhihi

Diawal 2010, internship menjadi lahan penyambung karir beliau. Payakumbuh adalah perhentiannya untuk setahun kedepan. Walaupun terpisah jarak 100km dari saya, namun kecintaan beliau terhadap BSMI tak pernah pudar...(lok, apa hubungannya dengan saya??), wkwkwkwwk. Indah Dakwah dalam Ukhuwah, Care for Life, Bersih, Peduli dan Profesional beserta segenap kroni-kroninya, adalah pengampu kerinduan itu. Kepeduliannya pada dakwah, kemanusiaan, kawan, keluarga, junior serta senior-nya membuat nama Mukri Pausan Nasution sangat sulit untuk dilupakan sejarah, walau tercatat ada beberapa pihak yang mencoba menghapusnya.ckckc

Nah, hanya kulit-kulitnya saja yang bisa saya ceritakan karena keterbatasan diri,...saya ini apalah,....
Semoga yang saya ceritakan bukan fitnah, bukan gosip dan bukan aib, karena sesungguhnya persaudaraan sesama muslim itu lebih kuat dari persaudaraan karena pertalian nasab, apalagi kalo yang bertali itu nasib, pasti lebih kuat lagi,..wkwkwwkwk


Wassalam.....

8 komentar:

  1. wkwkwkkw......
    satu yang perlu diingat buat pembaca...bahwa penulis sudah saya bayar terlebih dahulu sebelum beliau menulis ini......^_^

    BalasHapus
  2. enak saja, saya menulis dengan hati............hati.......hihihihihih

    BalasHapus
  3. Bang Taufik emng berjiwa besar..sbagaimana menyakitkannya bahasa yg digunakan Bg Mukri (bagi Bg Tau sih..) dalam edisi profil kita minggu lalu, tetap dibalas dengan tulisan yang berbahasa halus dan menjaga aib saudara sendiri..atau mmng g ada kekurangan pd Bg Mukri yg bs Bg Taufik gunakan untuk bls dendam?
    ckckck..wallaahualam

    BalasHapus
  4. Bang..kok dgnti template nya? Jd g enak Nsa...maaf Bg, bagarah se yg patang tu...

    BalasHapus
  5. emang mukri susah nyari celanya.....tapi ga papa kok, emang ga baik kalo sama,..ga variatif......dan warna terpilih tetap saja mengacu pada 3 warna dasar, merah, pink dan ungu..wkwkwwkwkwk

    BalasHapus
  6. wah..berbalas profil nih ceritanya..saling menceritakan saudara sendiri tapi terselip menampilkan narsis masing-masing wkwkkkk...

    cara dan metode baru dalam menilai sejauh mana ukhuwah dan tafahum nih...hmmm...boleh juga..

    Berarti besok mau adakan lomba tulis profil ni khaulah ahhh.... ( nah lo..narsis an mana kita :-))

    BalasHapus
  7. yang jelas lebih narsis ni khaula, kita-kita kan belajar beginian dari uni......uni boleh berbangga...hihihihi

    BalasHapus