Antropologi
Forensik
(13
Januari 2016)
Antropologi
forensik: ilmu yang
mempelajari sisa hayat manusia, tidak utuh terutama tulang dalam konteks hukum
(kiblat Amerika)
Anglo
Saxon: Arkeologi
forensik
Osteologi
forensik: Eropa
timur, saat investigasi konflik politik, genosida
Untuk
pengertian sekarang arkeologi forensik: sisa hayat masa
lampau
Dalam
konteks DVI: arkeologi forensik terlibat pada tahap I, sedangkan antropologi
forensik terlibat pada tahap II
Bedanya
dengan Patologi forensik bahwa patologi forensik menangani jenazah utuh, segar
Latar
belakang antropologi forensik di Indonesia: Indonesia terletak
dipertemuan 2 lempeng (Eurasia-Indopacific: gempa tektonik),
ring of fire (gempa vulkanik), terletak antara Asia-Australia (hujan paling
sering di Indonesia barat dan utara),angin muson (Indonesia terdiri dari banyak
pulau sehingga memerlukan transportasi udara dan laut terbanyak), human
disasteràintinya
Indonesia rentan bencana
Yang
dipelajari dalam antropologi forensik: terutama tulang
dan gigi, baik yang komplit maupun fragmented, termasuk juga yang bususk,
terbakar, mutilasi
Patologi
forensik bisa merangkap antropologi forensik
Manfaat
antropologi forensik:
a. Identifikasi
orang hilang
b. Identifikasi
korban kriminal
c. Identifikasi
kecelakaan
d. Identifikasi
korban perang
e. Identifikasi
kasus klinis: didaerah
terpencil pada kasus bayi tertukar
f. Identifikasi
bencana massal
Pertanyaan
yang harus dijawab pada identifikasi antropologi:
1) Apakah itu
tulang?-->tulang ada struktur spongiosa
2) Apakah
tulang hewan atau manusia?-->lihat perbedaan struktur spongiosa, karena
perbedaan osteogenesis
3) What is
the preservation of the remains?
4) Punya
signifikansi forensik atau tidak?
5) Berapa
banyak individuàterutama
pad tulang-tulang menumpuk
6) Siapakah
lelhurnya/ras?
7) Apa jenis
kelaminnya?
8) Berapa
usia nya waktu mati?
9) Berapa
perkiraan tinggi badannya?
1)Adakah
karakteristik individualnya (penyakit atau lainnya)?
1)Adakah tanda
trauma/patologi?
Menentukan
tulang manusia atau non-manusia: bisa x-ray
maupun makroskopis
ü Kekompakan
tulang hewan relatif lebih cepat
ü Penyatuan
epifisis-diafisis pada tulang panjang manusia lebih lambat
ü Stuktur
spongiosa manusia lebih tebal
ü Manusia
bipedal, hewan quadripedal
ü Hewan
tidak punya dagu
ü Gigi
geligi manusia beda dengan hewan
ü Tipe gigi:
§ Buruton: bertonjol-tonjol
(ada conus-conus): gigi
manusia dan babi mirip (omnivora)
§ Selenodon:
permukaan oklusal mirip bulan sabit/huruf v, misalnya rusa
§ Lipsodon
(meninggi): mahkota sangat tinggi dibandingkan akar, misalnya sapi, kuda
§ Laphodon:
sangat jarangàdimiliki
oleh gajah, tapir
Identifikasi
forensik terutama pada tulang tengkorak: dapat menilai ras,
sex, umur, tinggi badan, patologi, dll.
Jumlah
individu minimum: semua
tulang harus dinilai
Penentuan
jenis kelamin melalui tulang pelvis (os coxae: ilium, iskium,pubis)dan sakrum
Laki-Laki:
a. Sub pubic
angle/lengkung pubik <90 (sempit)
b. Ilium
tinggi mengarah tegak keatas
c. Foramen
obturator besar
d. Small
pelvic outlet (lihat dari inferior)
e. Sendi
sakroilium besar
f. Acetabulum
lebih besar
g. Simfisi
pubis tinggi,segitiga,bikonveks,arah anteroposterior
h. Sakrum
melengkung kedepan (lihat dari superior)
i. Jarak ilia
lebih dekat (lihat dari inferior)
j. Narrow
schiatic notch
k. Ramus
ischiopubis tajam
Perempuan:
a. Sub pubic
angle/lengkung pubik >90 (lebar) U
b. Ilium
lebar-Shovel like ilium
c. Foramen
obturator lebih kecil
d. Big pelvic
outlet
e. Sendi
sakroilium kecil
f. Acetabulum
lebih kecil
g. Flexible
simfisis pubis
h. Sakrum
melengkung ke belakang
i. Jarak ilia
lebih lebar
j. Wide
sciatic notch
k. Ramus
ischiopubis tajam
Penentuan
jenis kelamin dari tulang tengkorak:
Laki-laki:
a. Crest dan
ridges lebih menonjol
b. Tulang
tengkorak kasar, tidak beraturan
c. Arkus
supersiliaris nyata
d. Glabella
menonjol
e. Protuberantia
oksipitalis eksterna nyata
f. Dagu petak
g. Prosesus
mastoid lebar dan kasar
h. Kening
lebih landai
i. Forehead
boss menonjol
Perempuan:
a. Crest dan
ridges kurang menonjol
b. Dagu
lancip
c. Prosesus
mastoid sempit dan halus
d. Kening
datar
Penentuan
jenis kelamin dari tulang panjang (femur):
Laki-laki:
a. Fossa
digitalis dan fovea besar dan dalam
b. Linea
aspera nyata
c. Intercondyler
besar
d. Jika femur
dibujurkan pada bidang datar: tinggi
e. Sudut
antara batang femur dengan kepala femur <70
Penentuan
umur:
1) Erupsi
gigi geligiàhanya
berlaku pada remaja kebawah
2) Penyatuan
epifisis-diafisis tulang panjang: tidak
mampu identifikasi jika usia >23 tahun
3) Penyatuan
sutura kranialis
4) Perubahan
morfologi simfisis pubis
Penentuan
ras
Di
Indonesia ada 2 ras utama:
o
Australomelanosoid: Indonesia timur
o
Mongoloid: Indonesia barat
Pengamatan
pada tengkorak:
§ Ilmu
rasiologi: ilmu yang
mempelajari karakteristik pada manusia
§ Asal kata
ras: roksun
(Arab): rasa
(Yunani): race
(Inggris)
Ras
Mongoloid: penilaian
tulang tengkorak
§ Brakisefalus
§ Os
zigomatikus menonjol, inferior zygomatic projection
§ Insisivus
maxilary lebih anterior: jet and
bite prognatisme
§ Hidung
pesek (katanya karena tinggal dikhatulistiwa yang kaya oksigen): masukkan pensil ke
lobang hidung, tidak ada hambatan
§ Nasal
overgrowth
Ras
Kaukasoid
§ Os
zygomatikus tidak nyata (flat)
§ Overbite
(nyaris sejajar)
§ Nasal sill
yang nyata (bendung/ambang hidung)
§ Flat
(orthognatus) face
Ras
Negroid
§ Overjet
§ Nasal
guttering
§ Prognatisme
§ Little or
no nasal depression
§ Rounded
forehead
§ Bregmatic
depression
§ Wide nasal
opening
§ A dens or
ivory texture of the bone
Penentuan
Tinggi badan
§ Secara
teoritis semua bagian tubuh proporsional untuk menentukan tinggi badan
§ Paling
gampang jika tersedia tulang ekstremitas
§ Salah satu
rumus penentuan tinggi badan Trotter and Gletser (populasi Asia Amerika)
§ Data yang
ada didapat dari manusia hidup
Bone
commingling (ossarium): tulang
individu terkumpul dalam satu tempat
Skeletal
pathology/injury
§ Enamel
hipoplasia (garis-garis horizontal pada gigi); gangguan
pertumbuhan
§ Penyakit
hematologi: Cribra
orbitalia (tulang orbita seperti kasa) dan pada tulang kepala: porotic
hyperostosis/cribra crani
Time
of death: tulang
dikerik dengan pisau: lab dan
uji pertanahan (lab geologi)
Sacrum
manusia 4 segmen , jika lebih banyak hewan
Hiatus
sacrum laki2 lebar dan dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar