Senin, 19 Desember 2016

Catkul Antropologi Forensik



Antropologi Forensik
(13 Januari 2016)

Antropologi forensik: ilmu yang mempelajari sisa hayat manusia, tidak utuh terutama tulang dalam konteks hukum (kiblat Amerika)
Anglo Saxon: Arkeologi forensik
Osteologi forensik: Eropa timur, saat investigasi konflik politik, genosida
Untuk pengertian sekarang arkeologi forensik: sisa hayat masa lampau
Dalam konteks DVI: arkeologi forensik terlibat pada tahap I, sedangkan antropologi forensik terlibat pada tahap II

Bedanya dengan Patologi forensik bahwa patologi forensik menangani jenazah utuh, segar

Latar belakang antropologi forensik di Indonesia: Indonesia terletak dipertemuan 2 lempeng (Eurasia-Indopacific: gempa tektonik), ring of fire (gempa vulkanik), terletak antara Asia-Australia (hujan paling sering di Indonesia barat dan utara),angin muson (Indonesia terdiri dari banyak pulau sehingga memerlukan transportasi udara dan laut terbanyak), human disasteràintinya Indonesia rentan bencana

Yang dipelajari dalam antropologi forensik: terutama tulang dan gigi, baik yang komplit maupun fragmented, termasuk juga yang bususk, terbakar, mutilasi

Patologi forensik bisa merangkap antropologi forensik

Manfaat antropologi forensik:
a.  Identifikasi orang hilang
b.  Identifikasi korban kriminal
c.  Identifikasi kecelakaan
d.  Identifikasi korban perang
e.  Identifikasi kasus klinis: didaerah terpencil pada kasus bayi tertukar
f.  Identifikasi bencana massal

Pertanyaan yang harus dijawab pada identifikasi antropologi:
1)  Apakah itu tulang?-->tulang ada struktur spongiosa
2)  Apakah tulang hewan atau manusia?-->lihat perbedaan struktur spongiosa, karena perbedaan osteogenesis
3)  What is the preservation of the remains?
4)  Punya signifikansi forensik atau tidak?
5)  Berapa banyak individuàterutama pad tulang-tulang menumpuk
6)  Siapakah lelhurnya/ras?
7)  Apa jenis kelaminnya?
8)  Berapa usia nya waktu mati?
9)  Berapa perkiraan tinggi badannya?
1)Adakah karakteristik individualnya (penyakit atau lainnya)?
1)Adakah tanda trauma/patologi?
  
Menentukan tulang manusia atau non-manusia: bisa x-ray maupun makroskopis
ü  Kekompakan tulang hewan relatif lebih cepat
ü  Penyatuan epifisis-diafisis pada tulang panjang manusia lebih lambat
ü  Stuktur spongiosa manusia lebih tebal
ü  Manusia bipedal, hewan quadripedal
ü  Hewan tidak punya dagu
ü  Gigi geligi manusia beda dengan hewan
ü  Tipe gigi:
§  Buruton: bertonjol-tonjol (ada conus-conus): gigi manusia dan babi mirip (omnivora)
§  Selenodon: permukaan oklusal mirip bulan sabit/huruf v, misalnya rusa
§  Lipsodon (meninggi): mahkota sangat tinggi dibandingkan akar, misalnya sapi, kuda
§  Laphodon: sangat jarangàdimiliki oleh gajah, tapir

Identifikasi forensik terutama pada tulang tengkorak: dapat menilai ras, sex, umur, tinggi badan, patologi, dll.

Jumlah individu minimum: semua tulang harus dinilai

Penentuan jenis kelamin melalui tulang pelvis (os coxae: ilium, iskium,pubis)dan sakrum
Laki-Laki:
a.  Sub pubic angle/lengkung pubik <90 (sempit)
b.  Ilium tinggi mengarah tegak keatas
c.  Foramen obturator besar
d.  Small pelvic outlet (lihat dari inferior)
e.  Sendi sakroilium besar
f.  Acetabulum lebih besar
g.  Simfisi pubis tinggi,segitiga,bikonveks,arah anteroposterior
h.  Sakrum melengkung kedepan (lihat dari superior)
i.  Jarak ilia lebih dekat (lihat dari inferior)
j.  Narrow schiatic notch
k.  Ramus ischiopubis tajam
Perempuan:
a.  Sub pubic angle/lengkung pubik >90 (lebar) U
b.  Ilium lebar-Shovel like ilium
c.  Foramen obturator lebih kecil
d.  Big pelvic outlet
e.  Sendi sakroilium kecil
f.  Acetabulum lebih kecil
g.  Flexible simfisis pubis
h.  Sakrum melengkung ke belakang
i.  Jarak ilia lebih lebar
j.  Wide sciatic notch
k.  Ramus ischiopubis tajam

Penentuan jenis kelamin dari tulang tengkorak:
Laki-laki:
a.  Crest dan ridges lebih menonjol
b.  Tulang tengkorak kasar, tidak beraturan
c.  Arkus supersiliaris nyata
d.  Glabella menonjol
e.  Protuberantia oksipitalis eksterna nyata
f.  Dagu petak
g.  Prosesus mastoid lebar dan kasar
h.  Kening lebih landai
i.  Forehead boss menonjol
Perempuan:
a.  Crest dan ridges kurang menonjol
b.  Dagu lancip
c.  Prosesus mastoid sempit dan halus
d.  Kening datar

Penentuan jenis kelamin dari tulang panjang (femur):
Laki-laki:
a.  Fossa digitalis dan fovea besar dan dalam
b.  Linea aspera nyata
c.  Intercondyler besar
d.  Jika femur dibujurkan pada bidang datar: tinggi
e.  Sudut antara batang femur dengan kepala femur <70

Penentuan umur:
1)  Erupsi gigi geligiàhanya berlaku pada remaja kebawah
2)  Penyatuan epifisis-diafisis tulang panjang: tidak mampu identifikasi jika usia >23 tahun
3)  Penyatuan sutura kranialis
4)  Perubahan morfologi simfisis pubis

Penentuan ras
Di Indonesia ada 2 ras utama:
o   Australomelanosoid: Indonesia timur
o   Mongoloid: Indonesia barat
Pengamatan pada tengkorak:
§  Ilmu rasiologi: ilmu yang mempelajari karakteristik pada manusia
§  Asal kata ras: roksun (Arab): rasa (Yunani): race (Inggris)

Ras Mongoloid: penilaian tulang tengkorak
§  Brakisefalus
§  Os zigomatikus menonjol, inferior zygomatic projection
§  Insisivus maxilary lebih anterior: jet and bite prognatisme
§  Hidung pesek (katanya karena tinggal dikhatulistiwa yang kaya oksigen): masukkan pensil ke lobang hidung, tidak ada hambatan
§  Nasal overgrowth

Ras Kaukasoid
§  Os zygomatikus tidak nyata (flat)
§  Overbite (nyaris sejajar)
§  Nasal sill yang nyata (bendung/ambang hidung)
§  Flat (orthognatus) face

Ras Negroid
§  Overjet
§  Nasal guttering
§  Prognatisme
§  Little or no nasal depression
§  Rounded forehead
§  Bregmatic depression
§  Wide nasal opening
§  A dens or ivory texture of the bone

Penentuan Tinggi badan
§  Secara teoritis semua bagian tubuh proporsional untuk menentukan tinggi badan
§  Paling gampang jika tersedia tulang ekstremitas
§  Salah satu rumus penentuan tinggi badan Trotter and Gletser (populasi Asia Amerika)
§  Data yang ada didapat dari manusia hidup

Bone commingling (ossarium): tulang individu terkumpul dalam satu tempat
Skeletal pathology/injury
§  Enamel hipoplasia (garis-garis horizontal pada gigi); gangguan pertumbuhan
§  Penyakit hematologi: Cribra orbitalia (tulang orbita seperti kasa) dan pada tulang kepala: porotic hyperostosis/cribra crani

Time of death: tulang dikerik dengan pisau: lab dan uji pertanahan (lab geologi)

Sacrum manusia 4 segmen , jika lebih banyak hewan
Hiatus sacrum laki2 lebar dan dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar